Pada akhir 1970-an, pemerintah militer Argentina menghilang dan menyiksa warganya. The Mothers of the Plaza de Mayo 828bet adalah gerakan sosial yang kuat, menuntut kebenaran dan keadilan bagi anak-anak mereka yang hilang dan semua orang yang terkena dampak kediktatoran.
Protes hari Kamis mereka di Plaza berlanjut bahkan setelah demokrasi Argentina berkuasa pada tahun 1983. Mereka mengenakan kerudung putih dengan nama anak-anak mereka yang hilang, secara simbolis menolak untuk membiarkan mereka menghilang.
Ibu dari Plaza de Mayo
The Mothers of the Plaza de Mayo adalah gerakan perlawanan damai yang dibentuk di Argentina sebagai tanggapan atas penghilangan paksa dan penyiksaan lawan politik selama kediktatoran militer. Selama Perang Kotor (1976-1983), rezim militer menculik, menyiksa, dan membunuh ribuan orang.
Pada tahun 1977, ibu-ibu dari seluruh negeri mulai berkumpul di Plaza de Mayo untuk menuntut keadilan bagi anak-anak mereka yang hilang. Mereka mengenakan kerudung putih dengan nama anak mereka yang hilang dan terkadang membawa foto.
Awalnya, pemerintah Argentina menyebut ibu-ibu itu “las locas” (wanita gila), mencoba mendiskreditkan mereka dan mencegah wartawan asing bertanya tentang protes mereka. Namun, mereka segera menarik perhatian dan simpati internasional.
Hebe de Bonafini, yang membantu mendirikan kelompok itu dan memimpinnya selama puluhan tahun, meninggal dunia pada hari Minggu. Abunya berserakan di alun-alun.
Sara Silberg de Brodsky
Sara Silberg de Brodsky, ibu enam anak kelahiran Polandia, beremigrasi ke Argentina pada tahun 1948. Dia dan suaminya Mauricio aktif dalam komunitas Yahudi dan anggota Mothers of the Plaza de Mayo.
Dia bersaksi pada tahun 2016 tentang pentingnya menceritakan kisahnya di sekolah. Dia mengatakan bahwa dialog langsung dengan siswa akan menghasilkan solidaritas dan perubahan, serta pemikiran kritis aktif yang dia anggap penting untuk demokrasi.
Seni Brodsky mencerminkan pengalaman pribadinya tentang Argentina selama kediktatoran militer. Karyanya melibatkan memotret siswa sekolah dan menorehkan mereka dengan berbagai informasi menggunakan pensil warna.
Di antara karyanya yang paling mengungkap adalah serangkaian foto yang diambil di sekolah menengah putranya pada tahun 1967. Di salah satu fotonya, wajah seorang anak laki-laki disilangkan dengan warna merah.
Foto lainnya adalah foto angkatan 1968 yang semua siswanya sudah ditandai dengan pensil warna. Wajah beberapa siswa bertuliskan kata-kata seperti “vive” (hidup) atau “Carlos es disenador” (Carlos adalah seorang desainer).
Vera Vigevani dari Jarach
Vera Vigevani de Jarach lahir pada tahun 1928 di Milan, Italia, dan beremigrasi ke Argentina bersama orang tuanya untuk menghindari Nazisme dan fasisme. Dia tinggal di Buenos Aires bersama suami dan putrinya, Franca.
Pada tahun 1976, ketika Argentina jatuh ke dalam kediktatoran militer, putri Vera, Franca, diculik dan dikurung di ESMA, sebuah sekolah angkatan laut yang digunakan sebagai pusat penyiksaan klandestin. Dia dipukuli dan disiksa, dimuat dalam “penerbangan maut”, dibius dan dibunuh.
Setelah putrinya menghilang, Vera menjadi pembela hak asasi manusia di Argentina. Dia telah bersaksi atas kasus putrinya dan berpartisipasi dalam berbagai organisasi hak asasi manusia.
Dia mendirikan Gerakan Madres de Plaza de Mayo (Garis Pendiri) dan presiden Fundacion Memoria Historica y Social Argentina, sebuah organisasi nirlaba yang mendokumentasikan memori komunitas Yahudi Argentina. Dia juga bekerja sama dengan organisasi Italia dan bersaksi di sekolah tentang pengalamannya di Argentina selama rezim militer, dengan harapan dialog langsung dengan siswa dapat menghasilkan solidaritas dan perubahan.
Gerakan Yahudi untuk Hak Asasi Manusia
Selama kediktatoran represif Argentina, Gerakan Hak Asasi Manusia Yahudi adalah salah satu gerakan hak asasi manusia yang paling penting. Gerakan itu dipimpin oleh perempuan-perempuan biasa, banyak di antaranya tidak berpengalaman secara politik, tetapi bergabung bersama untuk memperjuangkan anak-anak mereka, yang hilang saat pemerintah melakukan teror negara.
Sebagai anggota gerakan, Sara Rus membantu meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia di Argentina. Dia adalah seorang yang selamat dari Holocaust yang beremigrasi ke Argentina pada tahun 1948 dan putranya Daniel Lazaro Rus menghilang pada tahun 1977 saat bekerja sebagai ilmuwan di Komisi Energi Atom.
Pada tahun 1920-an, komunitas Yahudi Buenos Aires berkembang pesat dengan berbagai kegiatan budaya dan agama. Sinagog, perpustakaan, dan teater Yiddish didirikan di kota. Selain itu, ada sejumlah komite perempuan yang bekerja sama dengan organisasi zionis.